ILMU       BEDAH MULUT       
         Ilmu bedah         Mulut adalah suatu cabang ilmu kedokteran gigi yang mengobati penyakit         gigi dan mulut dengan jalan operasi.
Penyakit –penyakit       yang memerlukan  tindakan       darurat 
          1.         Phiegmon atau disebut juga  LUDWIC,S         ANGINA
             | a. Penyebab penyakit | 
             |                  infeksi yang                 berasal dari geligi geraham rahang bawah yang menembus/ menyebar                 ke rongga submandibula, sublingual dan submental kiri dan kanan.                 Infeksinya merupakan selulitis yang menyebar dengan cepat.
 | 
             | b. Gejala Awal | 
             |                  pembengkakan                 jaringan lunak sekitar gigi yang berlubang, lidah terasa                 terangkat, untuk membuka mulut menjadi sulit, liur menetes,                 kesulitan menelan dan kesulitan bernafas.
 | 
             | c. Perawatan sederhana sebelum ke Dokter | 
             |                  kompres dingin                 pada daerah sekitar pembengkakan, kompres dingin dahi apabila                 dirasakan suhu tubuh meningkat, banyak minum untuk mencegah syok                 atau kekurangan caiaran, makanan lunak yang memadai gizi dan                 jumlahnya.
 | 
             | d. Komplikasi penyakit | 
             |                  septikemia,                 dehidrasi,syok, disfagia / tidak bisa menelan makanan, asfiksia                 / tidak bisa bernafas.
 | 
             | e. Cara pencegahan | 
             |                  kontrol                 keadaan umum tubuhnya ke dokter, menjaga kebersihan gigi dan                 mulut, kontrol ke dokter gigi secara teratur                  setiap tiga bulan walau                  tidak merasakan keluhan sakit.
 | 
2.         DISLOKASI RAHANG BAWAH
             | a.               Penyebab               Penyakit | 
             |                  benturan atau                 desakan pada dagu sewaktu mulut dalam keadaan terbuka, misalnya                 karena kecelakaan, operasi gigi / mulut yang lama, menguap                 lebar, tertawa terbahak-bahak, menggigit makanan yang besar,                 berteriak ketakutan dan sejenisnya.
 | 
             | b. Gejala awal yang perlu diketahui | 
             |                  pasien tidak                 mampu menutup mulutnya dengan sempurna, terjadi penonjolan sendi                  rahang satu sisi atau dua sisi, terjadi bunyi klik atau                 gemeretak mengikuti pembukaan maupun penutupan rahang .
 | 
             | c. Perawatan sederhana sebelum ke dokter | 
             |                  relaks supaya                 otot rahang dan oto muka tidak tegang, membebat rahang dengan                 kain kasa / pembalut dagu .
 | 
             | d. Komplikasi penyakit | 
             |                  rahang                 terkunci sehingga sulit untuk berbicara dan menelan makanan,                 terjadi pembengkakan,  terbiasa                 mengalami dislokasi rahang.
 | 
             | e. Cara pencegahan | 
             |                  membatasi                 gerakan rahang, mengunyah makanan dengan geligi di kedua sisi                 rahang, segera mengganti gigi yang sudah dicabut dengan prokesa                 gigi di dokter gigi.
 | 
 3.          PATAH TULANG RAHANG.
             | a.               Penyebab penyakit | 
             |                  penyakit                 –penyakit tulang umum, penyakit –penyakit tulang                 lokal,trauma karena kecelakaan lalu lintas, pukulan jatuh , olah                 raga, pencabutan gigi, kecelakaan kerja dan lain-lain.
 | 
             | b. Gejala  awal               yang perlu diketahui | 
             |                  nyeri                 perdarahan dalam mulut, memar, ada pembengkakan, perubahan warna                 jaringan sekitarnya, bunyi gesekan tulang, kemampuan mengigit                 menyimpang, ada pergerakan rahang yang tidak normal.
 | 
             | c. Perawatan sederhana sebelum ke Dokter | 
             |                  kompres                 dingin, mempertahankan posisi agar rahang tidak banyak bergerak                 dengan membalut kepala.
 | 
             | d. Komplikasi penyakit | 
             |                  tersumbatnya                 jalan nafas, infeksi, tidak menyambungnya ujung – ujung                  tulang yang patah, membuka dan menutup mulut menjadi                 tidak normal, kerusakan syaraf oleh potongan tulang.
 | 
             | e. Cara pencegahan | 
             |                  memakai                 pengaman yang memadai, kontrol ke dokter / dokter gigi                 walautidak ada keluhan.
 | 
4.         MALPOSISI GIGI AKIBAT TRAUMA
             | a.               Penyebab penyakit | 
             |                  trauma                 benturan, kesalahan pencabuta gigi.
 | 
             | b. Gejala               awal | 
             |                  gigi goyang,                 lepas dari tulang penyangganya padahal gigi tidak patah.
 | 
             | c. Perawatan sederhana sebelum ke dokter | 
             |                  merendam gigi                 utuh yang lepas di dalam larutan garam atau air suling, tulang                 penyangga gigi yang berdarah ditutup tampon.
 | 
             | d. Komplikasi | 
             |                  gigi tidak                 dapat dikembalikan sempurna pada tulang penyangganya, gigi tetap                 goyang setelah 3 ( tiga ) bulan dilakukan replantasi, terjadi                 ankilosis, terjadi resorbsi akar gigi, terjadi                  kelainan tulang penyangga gigi.
 | 
             | e. Cara               pencegahan | 
             |                  memakai                 pengaman yang memakai, berkomunikasi yang jelas dengan petugas                 kesehatan gigi bila akan mencabutkan gigi.
 | 
 5.         PERDARAHAN SETELAH PENCABUTAN / OPERASI GIGI / MULUT
             | a.               Penyebab | 
             |                  rauma melanik                 atau kecelakaan, kelainan atau gangguan mekanisme pembekuan                 darah.
 | 
             | b. Gejala awal | 
             |                  darah tetap                 mengalir keluar dari luka bekas pencabutan / operasi gigi /                 mulut beberapa jam setelah tampon dilepas.
 | 
             | c. Perawatan sederhana | 
             |                  penekanan                 lokal, kompres dingin, mengulum es batu, tidak boleh untuk kumur                 atau dihisap.
 | 
             | d. Komplikasi | 
             |                  infeksi,                 pembengkakan dan syok  karena                 kekurangan cairan tubuh atau kekurangan darah.
 | 
             | e. Cara                pencegahan | 
             |                   terbuka kepada dokternya tentang riwayat penyakit, riwayat                 perdarahan dan pemakaian obat-obatan, mengikuti test                 laboratorium yang berhubungan dengan faal darah dan gangguan                 pembekuan darah, menjaga kebersihan dan kesterilan luka operasi                 dari trauma.
 | 
 6.         NYERI GIGI DI MALAM HARI
             | a.               Penyebab | 
             |                  gigi berlubang                 yang lama dan tidak terawat, infeksi yang menekan syaraf gigi                 atau mendesak selaput tulang penyangga gigi dan selaput tulang                 rahang. 
 | 
             | b. Gejala awal | 
             |                  gigi nyeri                 berdenyut tanpa rangsangan dari luar, gigi terasa menonjol                 serasa mau keluar dari tempatnya.
 | 
             | c. Perawatan               sederhana | 
             |                  menempelkan                 kapas yang sudah ditetesi minyak cengkeh pada lubang gigi yang                 sakit.
 | 
             | d. Komplikasi | 
             |                  gigi mati                 membusuk,  jaringan                  penyangga gigi rusak, pembengkakan tulang rahang.
 | 
             | e. Cara               pencegahan | 
             |                  segera                 merawatkan gigi yang berlubang walau belum terasa sakit.
 | 
PERKEMBANGAN       OKLUSI
         Oklusi         adalah perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada Maksila dan         mandibula, yang terjadi selama pergerakan Mandibula dan berakhir dengan         kontak penuh dari gigi geligi pada kedua rahang. Oklusi terjadi karena         adanya interaksi antara Dental system, Skeletal systemdan iluscular         system. Oklusi gigi geligi bukanlah merupakan keadaan yang statis selama         mandibula bergerak, sehingga ada bermacam-macam bentuk oklusi, misalnya         : centrik, excentrik, habitual, supra-infra, mesial, distal,lingual dsb.
Dikenal         dua macam istilah oklusi yaitu :
-              Oklusi             ideal   :              Adalah merupakan suatu konsep teoritis oklusi yang sukar atau             bahkan tidak mungkin terjadi pada manusia.            
-              Oklusi             normal   :  Adalah             suatu hubungan yang dapat diterima oleh gigi geligi pada rahang yang             sama dan rahang yang berlawanan, apabila gigi –geligi dikontakkan             dan  condylus berada dalam fossa glenoidea.          
Selain         itu astilah maloklusi, yaitu yang menyangkut hal –hal diluar oklusi         normal. Pada oklusi normal masih memungkinkan adanya beberap variasi         dari oklusi ideal yang secara fungsi maupun estetik masih dapat         diterima/ memuaskan.
Ada         dua tahap oklusi  pada         manusia :
-              Perkembangan gigi geligi susu            
-              Perkembangan gigi geligi permanen.
 
 
Perkembangan         gigi –geligi susu
Seluruh gigi         geligi susu akan lengkap erupsi pada anak berumur lebih kurang 2,5         tahun. Pada periode ini lengkung gigi pada umumnya berbentuk oval dengan         gigitan dalam ( Deep bite ) pada overbite dan overjet dan dijumpai         adanya “ generalized interdental spacing ( celah –celah diantara         gigi- geligi ). Hal ini terjadi karena adanya pertumbuhan tulang rahang         kearah transversal untuk mempersiapkan tempat gigi –gigi permanen yang         kan tumbuh celah yang terdapat  dimenssial         cainus atas dan disebelah distal caninus bawah disebut             “primate space “ . Primate space ini diperlukan pada “         early mesial shift “.
Adanya celah         –celah ini memberi kemungkinan gigi-gigi permanen yang akan erupsi         mempunyai cukup tempat, sebaiknya bila tidak ada memberi indikasi         kemungkinan terjadi gigi berjejal ( crowding ).
         Hubungan         molar kedua dalam arah sagital dapat          :
-              Berakhir pada satu garis terminal ( flush terminal plane ), yang         merupakan garis vertikal disebelah distal molar kedua.            
-              Molar kedua mandibula letaknya lebih kedistal dari molar kedua         maksila  (distal step ) .            
-              Molar kedua mandibula lebih kearah mesial molar kedua maksila (         mesial step ) .
 
 
Perkembangan         Oklusi gigi- geligi permanen. Foster ( 1982 ) membagi dalam tiga tahap         perkembangan : 
1.           Tahap erupsi molar pertama dan incisivi permanen.
         Tahap         1 ( terjadi pada umur antara 6 – 8 tahun )
Terjadi         penggantian gigi inncisivi dan penambahan molar pertama permanen . Pada         umur 6,5 tahun ketika incisivus sentral atas erupsi akan terlihat space         pada garis median prosesus alveolaris sehingga dapat menyebabkan         kesalahan diagnosis sebagai suatu keadaan frenulum yang abnormal,         keadaan ini disebut dengan istilah “ Ugly duckling stage “.
Kadang –kadang         incisivi permanen terlihat croding pada saat erupsi dan incisivi
Lateral         berhimpitan ( overlap ) dengan gigi caninus susu. Keadaan ini bisa         diatasi bila terdapat leeway space. Leeway space adalah perbedaan         ruangan antara lebar mesiodistal gigi caninus, molar pertama dan kedua         susu dengan caninus premolar pertama dan kedua permanen.
Hubungan distal         molar kedua susu atas dan bawah mempengaruhi hubungan molar pertama         permanen, molar pertama permanen penting peranannya pada tinggi vertikal         rahang selama periode penggantian gigi susu menjadi gigi permanen . Pada         umur 8 tahun incisivi dan molar pertama permanen telah erupsi. Apabila         incivisi atas lebih dulu erupsi dari yang bawah, dapat menyebabkan         terjadinya  gigitan dalam (         deep overbite ).  Dengan         adanya pertumbuhan gigitan dalam yang terjadi dapat terkoreksi dengan         occlusal adjustment yang terjadi kemudian.
2.           Tahap erupsi caninus, premolar dan molar kedua.
         Tahap         2 ( terjadi pada umur antara 10 – 13 tahun )
Pada tahap ini         bila molar susu bawah  sudah         diganti oleh premolar permanen, sedangkan molar susu atas belum, maka         akan terdapat penambahan besar overbite dan bila sebaiknya maka kontak         gigi terlihat edge.
3.         Tahap erupsi molar ketiga.         
       Tahap 3 (       tahap erupsinya molar ketiga )
Penyesuaian       oklusi ( occusal adjustment )  
Menurut       Salzmann  ( 1966 ) terdapat 3       mekanisme yang berbeda pada penyesuaian oklusi normal gigi susu keperiode       gigi bercampur sampai tercapai stabilisasi pada periode gigi permanen :
-                     Jika bidang vertikal dari permukaan distal molar kedua susu atas terletak       distal molar kedua susu bawah maka molar prtama permanen akan menempati       sesuai dengan oklusi pada gigi susu.            
-              Jika terdapat primate space dan bidang        vertikal molar kedua susu segaris, maka terjadi oklusi normal pada       molar pertama permanen, karena adanya pergeseran        molar susu kemesial sehingga ruangan tersebut tertutup.            
-              Jika bidang vertikal sama dan molar pertama permanen hubungannya       cusp, maka oklusi normal terjadi karena adanya pergeseran kemesial yang       terjadi kemudian setelah molar kedua susu tanggal.          
Periode diantara       periode gigi susu dan gigi –gigi permanen disebut periode gigi –gigi       bercampur.  Menurut Moyers ( 1974 ) adalah merupakan periode dimana gigi       susu dan permanen berada bersama-sama didalam mulut .
Gigi- geligi       tetap yang adan dibagi atas dua kelompok :
-              Successional             Teeth, gigi permanen yang menggantikan gigi susu.            
-              Accesssional             Teeth, gigi tetap yang erupsi diposterior dari gigi susu.          
Dua aspek       penting pada periode gigi – geligi bercampur adalah :
